Fideisme
adalah ajaran teologi yang selaras dengan pandangan yang menyatakan bahwa iman
tidak membutuhkan pembenaran rasional; sesungguhnya iman, dalam bidang agama,
adalah wasit bagi akal pikiran dan dalih-dalihnya. Fideisme adalah kebalikan
dari rasionalisme. Fideisme (dari kata Latin ‘:fides”, iman) secara harfiah
berarti "iman-isme" adalah sikap membatasi diri pada iman akan wahyu
Allah, dan sekaligus menganggap bahwa penggunaan nalar manusia tidak perlu. Fideisme
adalah teori epistemologis yang mempertahankan bahwa iman tidak tergantung pada
alasan, atau bahwa akal dan iman yang bermusuhan satu sama lain dan iman adalah
unggul di tiba di kebenaran tertentu.
Fideisme
dapat berwujud iman sederhana seseorang yang merasa cukup dengan mengikuti
pedoman agamanya, tak perduli kepada segala macam pikiran, kritik, keresahan
intelektual atau paham-paham baru yang diramaikan. la dapat juga berwujud
pandangan dunia yang secara prinsipiil menolak segala pertimbangan nalar sebagai
tidak memadai terhadap kepastian yang merupakan ciri hakiki wahyu Allah.
Fideisme
pada hakekatnya tidak menyadari bahwa kemampuan manusia untuk bernalar adalah
juga ciptaan Tuhan yang diberikan untuk dipergunakan serta dimanfaatkan demi
tujuan yang baik. Kecuali itu, fideisme salah dalam pengandalan bahwa antara
hasil nalar dan wahyu ilahi mesti ada pertentangan. Fideisme mengagungkan iman
dan menganggap akal budi menghalangi karya Tuhan. Fiedeisme yaitu iman tanpa
akal budi menjadikan manusia tidak manusiawi.
Apologetika
Iman dan akal Budi
tidaklah bertentangan. Kita harus mendudukkan pada posisinya masing-masing. Ada
pengetahuan yang tidak bisa dicapai akal budi manusia kecuali bila
diberitahukan/diwahyukan Allah seperti misteri kesalamatan manusia oleh Yesus
Kristus. Namun akal budi akan berusaha untuk mengerti apa yang diimaninya. Iman
berusaha untuk memahami.
Akal budi diciptakan
oleh Allah, dan semua yang diciptakan oleh Allah tidak ada yang tidak berguna.
Akal budi merupakan saran yang Allah gunakan untuk menyatakan diri-Nya kepada
manusia, contohnya: wahyu umum. Dengan wahyu umum yang dapat diterima oleh akal
budi manusia dapat mengenal Allah.
Menurut kami kaum
fideist adalah orang-orang yang fanatik yang menerima kebenaran berdasarkan
pengalaman religious, dan mengabaikan akal budi. Hal ini bertentangan dengan
perintah Tuhan bahwa pengenalan akan Tuhan juga menggunakan akal budi (bdg
dengan hukum kasih yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, akal budi
dan kekuatanmu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar